Martina Fika, Guru Muda dari Dusun Tabag Wetan yang Hobi Menulis Puisi

No comments

Martina Fika


Martina Fika, Guru Muda dari Dusun Tabag Wetan yang Hobi Menulis Puisi


Halo, Teman Cantik!

Martina Fika. Itulah namanya. Perempuan dari Dusun Tabag Wetan yang berprofesi sebagai guru. Namun, pada awalnya menjadi seorang guru tidak pernah terbayangkan oleh Martina karena dia tahu gaji guru yang sedikit. Tapi, kenapa pada akhirnya Martina menjadi seorang guru?

Martina Fika menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas PGRI Semarang jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kenapa Martina memilih jurusan Pendidikan Bahasa Inggris? Karena menurutnya jika punya kemampuan dan ijazah pendidikan Bahasa Inggris maka akan lebih mudah dalam melamar pekerjaan di berbagai bidang karena memang Bahasa Inggris dibutuhkan dalam banyak hal entah itu bidang industri atau bidang pendidikan.

Setelah lulus kuliah S1, Martina bekerja menjadi staf kantoran di kantor Telkom area Peterongan Semarang. Martina lebih suka kerja kantoran karena bisa tampil cantik, memakai blazer yang rapi, memakai sepatu dengan hak yang lumayan tinggi, dan tentunya gaji yang tinggi.

Martina pun pernah melamar pekerjaan di berbagai macam pabrik yang ada di KIW (Kawasan Industri Wijayakusuma) Semarang. Akan tetapi nihil karena kebanyakan pabrik di area KIW membutuhkan karyawan produksi yang lulusan SMA.

Tapi takdir berkata lain karena pada akhirnya Martina menjadi seorang guru Bahasa Inggris untuk SD, SMP, dan juga SMA. Namun menjadi guru untuk anak didik SMP – SMK tuh menjadi tantangan tersendiri karena murid lelaki banyak yang naksir dengan Martina.

Pada akhirnya Martina menjadi guru kelas SD menggantikan rekan guru yang sudah pensiun. Martina pun harus kuliah lagi jurusan PGSD demi profesinya menjadi guru kelas SD yang harus punya ijazah PGSD. Martina pun kuliah jurusan PGSD di UT Semarang dalam waktu hanya 1,5 tahun karena ikut program kesetaraan dan sudah punya ijazah S1.

Lalu, apa nih suka duka yang Martina alami saat menjadi guru kelas SD? Sukanya yaitu bisa bertemu dengan anak didik yang memiliki keunikan tersendiri yang kadang bisa bikin senyum-senyum sendiri. Dukanya adalah administrasi guru dan sekolah yang membebani karena terlalu banyak yang dituntut jadi guru tidak bisa fokus ke anak didik padahal administrasi sekolah sangat menguras waktu, tenaga, dan pikiran bagi seorang guru.

Sejak tahun 2015 hingga saat ini Martina menjadi seorang guru. Di tahun 2015 – 2019 Martina menjadi guru honorer dengan gaji tidak lebih dari 300 ribu Rupiah per bulan. Dan di tahun 2023 akhirnya Martina menjadi guru PPPK setelah berturut – turut mendaftar sejak tahun 2019. Martina menjadi guru PPPK di salah satu SD Negeri yang ada di Mangkang, Kota Semarang. Martina pun menyelesaikan PPG di Universitas Jember karena profesinya sebagai seorang guru SD.

Martina yang awalnya menjadi guru SD di desa pun akhirnya pindah menjadi guru SD di kota. Tentunya ada banyak perbedaan dari murid desa dan murid kota. Murid desa lebih penakut dan lebih punya tata krama dan unggah ungguh sedangkan murid kota lebih cepat tanggap dalam banyak hal.

Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang guru, seorang istri, dan seorang ibu dengan dua anak lelaki yang tampan dan menggemaskan maka Martina punya hobi yang membuatnya bisa mengekpresikan sebuah imajinasi yaitu menulis puisi. Martina menulis puisi di blog pribadinya kompasiana.com/martina51962 dan berikut puisi-puisi karya Martina yaitu sebagai berikut, 



1. LANGIT

 

Langit, ku menatapmu dalam diam

Kau begitu sempurna di sana

Cerah, hujan, pelangi sampai awan hitam kau ada

Banyak cerita ingin ku sampaikan

Banyak celotehan ingin ku suarakan tak bisa

Kau begitu tinggi hingga tak bisa mendengarku

Tapi dulu kita begitu dekat karena angin

Angin yang membawa kita

Kau mendengarku ku mendengarmu oleh angin

Cerah, hujan, awan hitam

Fajar hingga senja

Kita tak tergoyahkan tetap tertawa

Tapi sekarang ku hanya bisa menatapmu dalam diam

Langit ku rindu kau yang dulu



2. BAYANGAN



Abu-abu hitam selalu muncul

Sesak dada ini jika kau muncul

Karna terasa abu-abu

Tapi bayangannya hitam

Tengah malam mata tak bisa terpejam

Akhir ini abu-abu selalu muncul

Ku takut bayangan hitam jadi kenyataan

Ku tak sanggup berjalan di ruang gelap

Buta berada di ruang gelap sendiri

Cahaya putih selalu ku rindu

Sejatinya selain warna hitam dan abu

Ada merah dan biru yang menemani

Tak ada wadah untuk warna ini

Tak bisa ku jadikan lukisan indah tanpa wadah

Rasa takut muncul bayangan hitam

Selalu datang selalu menghantui

Karna begitu dekat bayangan itu

Sakit tak berbekas

Sakit tak tersayat

Pikiran bayangan itu selalu menghantui




3. IMPIAN



Fajar tak menyurutkan tekadku

Dinginnya air tak mematahkan semangatku

Dari gelap sampai gelap lagi

Udara dingin selalu menemani

Senja ku merindumu

Ku rindu wajahmu yang memerah

Ku rindu indahmu

Semua ku lalui dengan susah payah

Demi menggapai impian

Yang gagal ke sekian

Tak seorang pun kasihan

Aku terus bangkit dan bertahan

Jatuh bangkit terus ku jalani

Remuk gembira yang terus ku syukuri

Air mata dan peluh ku usapi

Akhirnya impian ku gapai




4. LUKA KECIL



Laut yang biru

Suasana tenang

Awan putih nan cerah

Membahagiakan setiap orang yang datang

Pasir putih nan bersih

Air yang bening

Ikan berwarna-warni

Menengkan untuk dilihat

Menyenangkan untuk bermain

Angin yang berhembus

Menyibak pepohonan

Udara hangat memeluk ranting

Ombak yang tenang

Semua terlihat tenang menyenangkan oleh mata

Tapi tidak dengan batu karang

Ikhlas tertempa ombak

Ombak yang semakin hari semakin menjadi

Air dan ombak yang tetap terlihat tenang

Namun mengikis batu karang

Yang lama-kelamaan akan hilang

Diam dan tenangnya menghancurkanku




5. SAKIT SENDIRI



Sebahagia itu memandangmu

Sehangat itu mengenggam tanganmu

Setenang itu mendekap tubuhmu

Seaman itu berada di sampingmu

Senyaman itu selalu bersamamu

Kenangan indah kala itu

Udara dingin menemani

Seakan menandai

Hanya sekali ku temui

Yang mungkin tak akan terulang kembali

Ku tak mengerti

Tentang rasa yang ku alami

Sayang, cinta, nyaman, atau mengagumi

Ku sadar kita tak akan selamanya

Tak ada niat untuk mencuri

Tak ada hasrat untuk memiliki

Karena kita punya rumah sendiri

Kini ku coba tuk berdiri

Bangkit melepas semua ini

Walau sulit terasa sesak tersakiti




6. PEREMPUAN



Bak Mentari ikhlas menyinari

Menghangatkan setiap insan

Berdiri tegak tanpa gentar

Ketulusannya bagai bidadari

Kelembutannya bagai sutra

Ketegasan bagai prajurit TNI

Tetapi keberadannya seperti putri malu

Menutup diri ketika tersenggol

Ada yang memanfaatkannya

Ada pula yang memainkannya

Datang kebahagiaan oleh penikmatnya

Kesedihan bagi pembencinya

Sebab duri menancap oleh permainannya

Namun dia bisa tumbuh di sembarang tempat

Tak kenal waktu

Tak kenal lelah

Dan tak mengenal kondisi

Dialah perempuan

Kuat raganya

Multi kemampuannya

Perasa hatinya

Kuat mentalnya

Mudah jatuh pula air matanya




7. BANYAK AIR TUMPAH DALAM SATU WADAH



Sakit lagi luka lagi

Tidak kah kalian berhati?

Banyak orang tersakiti

Karna sikap kalian ini

Pakailah hatimu

Untuk membantu

Hanya satu yang kami mau

Dengar kami, buat keadilan untuk kami

Demi satu nama kami rela menderita

Demi satu nama kami rela terluka

Darah, peluh, dan air mata

Saksi kegigihan kami

Dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat

RIP demokrasi




8. BANGUNLAH DARI TIDURMU



Sakit hati, sakit badan

Sakit pikiran, sakit mental

Itulah yang saat ini kami rasakan

Ketika jauh di sana duduk di kursi putar nan empuk

Juga mendapat kenaikan pendapatan

Yang mana dari partisipasi rakyat pula

Sedang di sini duduk di kursi papan tua nan reyot

Yang Sebagian hampir sejahtera

Tak sedikit pula yang belum sejahtera

Bahkan jauh dari kata sejahtera

Dikata sebagai beban negara

Bukankah kenaikan pendapatan juga beban?

Padahal mereka sudah lebih dari sejahtera

Aturan yang ambigu dan membingungkan

Pedoman yang seharusnya jadi pegangan

Kini gonta – ganti tak karuan

Tidakkah kalian melihat?

Tidakkah kalian merasa?

Tidakkah kalian bergetar?

Dengan hasil karya dan kerja keras kami

Tidakkah kalian juga berpikir?

Tuntutan yang kalian berikan kepada kami juga beban untuk kami

Tuntutan yang melebihi waktu batas kami

Hampir 24 jam kami bekerja

Bukan kami tak bersyukur

Kami sakit

Untuk mereka yang jauh di sana

Yang jauh dari kata sejahtera

Yang jauh tertinggal

Kami sakit

Untuk diri kami di sini

Atas tuntutan yang tidak sesuai

Atas aturan yang ambigu

Atas kesempurnaan yang diinginkan

Segerombolan kupu-kupu akan terbang

Nan indah di langit biru

Jika mendapatkan tempat yang nyaman

Sayapnya akan berkepak

Dengan tegak namun lembut

Memberikan pemandangan yang kuat dan bersinar

 


Referensi Gambar dan Tulisan : Akun Media Sosial Martina Fika 

No comments

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Sinok Farida dan memberikan komentar 😍